Resum
pertemuan ke-15 |
Jumat,
03 Juli 2020 |
Waktu |
19.00-21.00 |
Pemateri |
Dr.
Ngaimun Naim |
Tema |
MARI
PRODUKTIF MENULIS |
Ditulis
oleh |
Cicis
Wediastriana |
Salam
literasi bagi bapak ibu guru se Indonesia, semoga kita semua dalam keadaan
sehat dan dalam lindunganNYA. Bapak ibu sekalian hari ini saya mengikuti kuliah
online bersama Dr. Ngaimun Naim. Yang mana kuliah hari ini di pandu oleh ibu
Sri Sugiastuti atau biasa disebut bu Kanjeng.
Seperti kuliah –kuliah yang telah berlalu kuliah ini di laksanakan
dengan tiga sesi yaitu pembukaan , Pemaparan Pemateri dan sesi tanya Jawab.
Sebelum
saya meresum isi materi hari ini saya akan memaparkan siapa sosok Dr. Ngaimun
Naim. Ngaimun Naim adalah sesosok pria yang di lahirkan di kota Tulungagung,
tanggal 19 Juli tahun 1975 Jawa Timur. Saat ini beliau tinggal dengan alamat
Desa Parakan RT 11 RW 04 Kecamatan/Kabupaten Trenggalek Jawa Timur. Dengan
riwayat pendidikan SDN Sambidoplang Sumbergempol Tulungagung, lulus tahun
1988.MTsN Tunggangri Kalidawir Tulungagung, lulus tahun 1991.MAN Denanyar
Jombang, lulus tahun 1994
.S-1 STAIN Tulungagung, lulus
1998.S-2 Studi Islam Universitas Islam
Malang (UNISMA), lulus tahun 2002.
Dan S3 Studi Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, lulus tahun 2011.
Beliau banyak membuat karya tulis diantaranya:
1.
Islam Radikal dan Deradikalisasi
(2020).
2.
Aktualisasi Pemikiran
Islam Multikultural (Akademia Pustaka, 2020).
3.
Literasi dari Brunei Darussalam (Akademia Pustaka, 2020).
4.
Spirit Literasi (Akademia Pustaka, 2019).
5.
Teraju (Tulungagung: IAIN Tulungagung Press, 2017).
Dan beberapa buku lainnya.
Beliau juga banyak membuat
artikel Jurnal diantaranya:
1.
Mysticho-Philosophy: The
Integration Epistemologies of Mulyadhi Kartanegara, Episteme, Volume 13, Nomor
2, 2018.
2.
The Development of Islamic Study Through The
Study of Figures: Significance and Methodology, AJIS: Academic Journal of Islamic Studies, Vo. 2, No. 2, 2017.
3.
Deradicalization Through
Islamic Education at State Institute for Islamic Studies (IAIN) Tulungagung,
Madania, Volume 22, Nomor 2, 2018.
4.
RADICAL ISLAM AND THE DERADICALIZATION
STRATEGY: Reconstruction of Abdurrahman Wahid’s Thoughts, Episteme,
Vol. 12, No. 2, 2017 (Terakreditasi B).
Dan masih banyak yang lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu – persatu.
Paparan
dari Dr. Ngaimun Naim bertemakan MARI
PRODUKTIF MENULIS
Menurut
bapak Dr. Naimun apabila bapak abu sudah produktif menulis, berarti topik “mari
produktif menulis” bukanlah topik istimewa hanya sebagai bahan sekadar
bahan untuk renungan bersama.beliau ingin mengawali paparan malam ini dengan satu
pendapat bahwa: Guru adalah kunci penting dalam dunia pendidikan. Jika guru
berkualitas, besar kemungkinan kelas yang diajarnya juga berkualitas. Tapi jika
gurunya kurang berkualitas, tentu hasil pembelajarannya juga kurang sesuai
dengan harapan. Salah satu kunci penting peningkatan kualitas guru adalah
dengan membangun budaya literasi. Literasi berarti budaya membaca dan menulis.
Seorang guru yang mau terus membaca buku dan menulis memiliki peluang untuk
semakin meningkat kualitas dirinya. Semakin banyak buku yang dibaca, semakin
banyak karya yang dihasilkan, maka akan memiliki kontribusi penting bagi
kemajuan pendidikan.
KUNCI-KUNCI
PENTING DALAM MENULIS.
Kunci
itu alat untuk membuka. Alat yang bisa menjadikan Bapak Ibu sekalian produktif
dalam menulis, sesuai judul materi yang akan dibawakan. Bapak Ibu sekalian bisa
mendapatkan kunci tetapi kunci akan sebatas sebagai kunci jika tidak
difungsikan. Keterlibatan Bapak Ibu sekalian di grup ini ibaratnya untuk
mendapatkan kunci. Tapi jika sekadar mendapatkan saja dan tidak dipraktikkan,
tentu kunci itu kurang fungsional.
KUNCI
PERTAMA ADALAH MOTIVASI
Motivasi
menulis bisa berupa;
[1] Motivasi karir. Ngaim berkesimpulan bahwa menulis merupakan
aktivitas yang berkaitan erat dengan profesi. Implikasinya, semakin mahir
menulis maka semakin lancar karir yang kita tempuh.
[2]Mmotivasi materi; menulis itu menghasilkan
honor. Bagi penulis yang sudah sangat terkenal, honor memang sangat berlimpah.
Bukunya terus mengalami cetak ulang. Namun jumlah mereka yang beruntung dari
sisi ini tidak terlalu banyak. Sebagian besar penulis justru kurang mendapatkan
perhatian dari sisi materi.
[3]
motivasi politik; menulis ditujukan untuk mencapai tujuan politik tertentu.
[4]
motivasi cinta; menulis karena memang mencintai aktivitas menulis.
KUNCI KEDUA: MEYAKINI BAHWA MENULIS
ITU ANUGERAH.
Ngaimun berpendapat bahwa mau dan mampu menulis itu
anugerah. Banyak orang yang mau menulis tapi tidak mampu mengerjakannya; bisa
karena kesibukan atau sejuta alasan lainnya. Banyak yang sesungguhnya mampu
menulis tetapi tidak mau menulis. Karena itulah bisa menulis—adalah anugerah
luar biasa yang harus disyukuri. Cara mensyukurinya adalah dengan terus
menulis.
Sekarang
mari kita urai mengapa kok masih ada yang kesulitan menulis padahal pengalaman
menulisnya sudah ribuan halaman. Ada beberapa kemungkinan;
[1] Selama kuliah spesial menjadi
anggota kelompok yang tidak pernah menulis makalah. Biasanya ini yang spesial
membiayai foto kopi.
[2],
tidak menulis karena dibuatkan orang lain.
[3] menulis dengan melakukan “kanibal”
tulisan orang lain. Misalnya mendapatkan bahan di googe lalu dipotong sana-sini
sampai berbentuk layaknya tulisan.
[4], begitu mendapatkan
tugas langsung berburu referensi. Tidak berpikir apa yang harus ditulis. Begitu
referensi didapatkan segera dibuka, diketik, lalu tutup. Ganti referensi
berikutnya, dibuka, diketik, lalu tutup. Tugas penulis biasanya di akhir
kutipan:
KUNCI KETIGA: MENULIS ITU
MEMBERIKAN BANYAK “KEAJAIBAN” DALAM HIDUP.
Menulis
itu memberikan banyak sekali manfaat. Pak Wijaya Kusumah--Omjay-- seorang
bloger, youtuber dan guru kita semua, mengatakan bahwa menulis setiap hari itu
telah memberikan keajaiban dalam kehidupan. Coba kita simak apa saja bentuk
keajaiban yang beliau rasakan karena menulis.
[1]
mendapatkan banyak materi. Karena rajin menulis, bukunya mendapatkan banyak
royaliti.
[2]
sering diundang sebagai pembicara di berbagai forum.
[3]
memiliki banyak teman.
[4].
Bisa membeli peralatan yang dibutuhkan dalam kehidupan.
[5] tulisan adalah alat perekam kehidupan yang
ajaib.
KUNCI KEEMPAT: TIDAK MUDAH
MENYERAH.
Banyak
orang ingin menulis, tentu termasuk menulis buku, tetapi semangat menulisnya
naik turun. Saat ikut kegiatan kepenulisan semacam ini, semangat menulisnya
berapi-api. Tetapi saat kembali ke dunia nyata, ke dunia kehidupan sehari-hari,
semangat itu perlahan tetapi pasti memudar dan akhirnya hilang sama sekali.
Saat bersemangat, menulis berlembar-lembar halaman dalam sehari terasa ringan.
Saat tidak bersemangat, satu paragraf pun terasa berat sekali. Bahkan sangat
mungkin berbulan-bulan tanpa menulis sama sekali.
BERDASARKAN PAPARAN DI ATAS MAKA DAPAT DISIMPULKAN.
Menulis
itu membuat kita menjadi berbeda dibandingkan kawan-kawan yang lainnya.
Sesederhana apa pun buku yang Bapak dan Ibu hasilkan itu tetap memiliki
kontribusi penting. Jangan dengarkan nyinyiran yang tidak konstruktif. Selama
Bapak Ibu sekalian terus menulis maka akan menjadikan kita sebagai makhluk yang
berbeda dengan kawan-kawan lainnya.
Menulis
lima paragraf yang dilakukan rutin setiap hari jauh lebih baik daripada sepuluh
halaman yang dilakukan tiga bulan sekali.
Profile penulis
Emai : Wediastrianacicis@gmail
Fb : Ciciw wediastriana
Web : Https:///ciciswediastriana.blogspot.com/
Sipp...mantab..
BalasHapusterimakasih kunjungannya
BalasHapuswah, mantap... dikumpulkan karyanya jadi sebuah buku Bu.
BalasHapusijin promo, kalau ada kendala cetak buku silahkan baca https://sasmenulis.blogspot.com/2020/07/kini-buku-anda-siap-terbit.html