Resume
Kuliah online ke 4 tanggal 8 Juni 2020
Nama Lengkap :
Cicis Wediastriana,S.Pd
Instansi :
SMA NEGERI 1 MARO
Pertemuan :
ke-4
Waktu : Pukul 19.00 – 21.00 WIB
Pemateri : Emi Sudarwati
Tema : Berbagi Pengalaman Menerbitkan buku
Hari
senin tanggal 08 Juni 2020 saya akan mengikuti keliah online bersama ibu Emi
Sudarwati. Beliau adalah guru bahasa Jawa SMPN 1 Boureno Bojonegoro, Jawa
Timur. Beliau adalah Pegiat Literasi Guru dan siswa Indonesia. Beliau telah
banyak menerbitkan buku – buku ber ISBN.
Beliau
berkata “ buku adalah bukti sejarah
bahwa kita pernah hidup di dunia ini.Oleh karena itu beliau berkeinginan untuk
mengabdikan setiap jengkal perjalanan hidupnya
untuk di jadikan sebuah buku. Beliau
berangkapan bahwa setiap karya pasti akan menemukan takdirnya sendiri –
sendiri. Semoga buku sederhana ini dapat menginspirasi setiap oarang yang
membacanya.
Beliau
juga menyampaikan agar kita senantiasa termotivasi untuk menulis. Menurut
beliau terbangun motivasi untuk mengukir sejarah hidup sendiri, Menulis tidak butuh
waktu khusus. Beliau hanya membutuhkan sedikit waktu untuk menulis yaitu
sekitar 10 sampai 20 menit saja setiap harinya. Tetapi kerutinan itu perlu,
baik menulis diblog pribadi, laptop, maupun Hp.
Pada
tahun 2013, ibu Emi bergabung dengan sebuah kelompok penulis di Bojonegoro yang
bernama PSJB ( Parmasudi Sastra Jawi Bojonegoro). Beliau banyak berkenalan
dengan penulis – penulis senior; Seperti JFX, Hoery (Padangan – Bojonegoro).
Sunaryo Soemardjo (Ngimbang – Lamongan), Nono Warno ( Gajah Indah-Bojonegoro),
Gampang Prawoto ( Sumberrejo- Bojonegoro), Sri Setyo rahayu ( Suroboyo),
Almarhum Anas AG (Pemered Radar Bojonegoro-waktu itu), dan masih banyak lagi
yang lainnya.
Pada
awal tahun 2014 bu Emi menerbitkan
kumpulan cerkak dari siswa SMPN 1
Baureno dengan judul buku LUNG. Pada tahun yang sama beliau bekerjasama dengan
PSJB, kembali beliau menerbitkan buku karya Emi sudarwati dan Siswa SMPN 1
Baureno.
Pada
tahun 2015, Bu Emi di tugaskan untuk mengikuti lomba inobel tingat nasional. Mulanya
Beliau merasa tidak percaya diri namun dengan
semangat dan motivasi dari kepala sekolah
Edy Dwi Susanto, Bu Eni pun terpaksa mengumpulkan karya inovasi yang
beliau miliki.
Pada
tahun 2016, sebagai juara III Guru Berprestasi Tingkat Kabupaten Bojonegoro dan
sebagai juara I Lomba Inovasi Pembelajaran Tingkat Nasional, kategori SORAK
(Seni, Olah raga, Agama dan Muatan lokal, dan Bimbingan Konseling).
Belajar
dari pengalaman juara Inobel tahun 2015, maka pada tahun 2016 beliau memperbaiki
naskah yang sama, dengan mendengarkan kritik dan saran dari dewan juri. Tujuan ke ikut sertaan beliau dalam lomba
hanyalah ingin belajar dari peserta lain.
Karena beliau berasumsi bhwa peserta lain adalah utusan terbaik dari daerah seluruh
Indonesia. Beliau tidak berambisi untukmenjadi
juara 1 . dengan niat awal yaitu beliau hanya ingin belajar.
Tetapi kenyataan berkata lain beliau Jika akhirnya menjadi juara, itu adalah
bonus dari Allah. Dengan semboyan
“Jangan mudah menyerah, semangat belajar
dan terus berkarya”.
Prestasi
inilah yang mengantarnya berkunjung ke
negeri Kincir Angin Belanda. Mempelajari
sistem pendidikan yang ada di Universitas Windesheim dan Iclon Universitas
Leiden. Juga berkunjung ke
sekolah-sekolah terbaik di Hollan dan Nederlands.
Pada
tahun 2017 ternyata kegiatan beliau terus berlanjut. Beberapa bulan berikutnya, beliau diundang
untuk mengikuti workshop Literasi di Kota Batam. Seolah tidak ingin melewatkan
kesempatan tersebut, beberapa peserta menyempatkan mampir ke negara tetangga,
yaitu Singapura. Sehari di kota lion, beliau
mampu melahirkan sebuah buku berjudul Dag Dig Dug Singapura.
Paska
menyandang predikat juara I inobelnas, beliau belum boleh lagi mengikuti lomba
yang sama. Tentu dalam waktu yang belum
bisa diprediksi. Oleh karena itu, supaya
tidak ingin kesepian, beliau mengajak
teman-teman alumni finalis inobelnas untuk menulis bersama dalam satu
buku. Beliau menyebutnya dengan istilah
Patungan Buku Inspiratif.
Bukan
hanya karya yang bersifat ilmiah. Namun
dalam grup tersebut juga menerbitkan kumpulan cerita inspiratif, berbagi pengalaman mengajar, kumpulan puisi,
kumpulan pantun dan masih banyak lagi buku-buku lainnya.
Dalam
perkembangan selanjutnya, bahkan bukan hanya menerbitkan buku-buku
patungan. Namun saat ini lebih banyak
menerbitkan SBGI (Satu Buku Guru Indonesia) dan SBSI (Satu Buku Siswa
Indonesia).
Tahun 2018, ratusan buku lahir dari grup Patungan Buku Guru Inspiratif. Karena sejak tahun 2018 ini, beliau lebih banyak menerbitkan SBGI dan SBSI, oleh karena itu nama grup ini diubah menjadi Penerbit Buku Inspiratif (PBI). Beberapa undangan dari daerah-daerah lain mulai berdatangan. Misalkan dari Kota Bogor, Sampang, Tuban, Blitar, Lamongan, Yogyakarta dan lain-lain. Akhirnya beliau berinisiatif, hanya menerima undangan sebagai nara sumber pada Hari Sabtu-Minggu atau Jumat sore.
Sedang
di Bojonegoro sendiri, beliau aktif sebagai Guru Ahli (GA) di Pusat Belajar
Guru (PBG). Setiap saat harus siap
menerima panggilan sebagai pemateri seminar maupun pelatihan. Beliau diundang juga sebagai juri dalam
lomba-lomba guru. Tempatnya bisa di PBG
pusat atau di PBG kecamatan. Selain di
PBG, beliau juga aktif di PGRI sebagai juri lomba Guru menulis dan pelatihan
menulis buku.
Beliau
kerap memotivasi guru-guru Bojonegoro agar lebih inovatif dalam mengajar, dan
lebih kreatif dalam menulis. Beliau
bergerak memberi contoh dan menghimbau agar guru-guru lebih sering mengirimkan
hasil karya ke media. Jangan berharap
sekali kirim pasti tayang atau dimuat.
Namun harus bersabar, terus-menerus mengirim naskah. Lama kelamaan pasti dimuat juga. Bukan karena penerbit merasa kasihan, tapi
memang pengalaman menulis itu sangat diperlukan. Dengan terus-menerus mengirim naskah, berarti
sudah terus menerus belajar menulis pula.
Dari proses tersebut kita belajar.
Belajar meminimalisir kekesalahan.
Pada
tahun 2019, Ibu Emi mengawali terbitnya buku Kado Cinta 20 Tahun dan
Haiku. Haiku adalah puisi pendek.
Terdiri dari 3 baris. Strukturnya
5:7:5. Jadi baris pertama terdiri dari 5
suku kata. Baris ke 2 ada 7 suku kata.
Dan baris ke 3 ada 5 suku kata. Haiku
ini aslinya berasal dari Jepang.
Nasehat
bu Emi yang patut di ingat yaitu : agar bisa merangkai kata dengan baik ada
bebera langkah: 1. Baca,2. Baca, dan 3. Baca. Jadi harus banyak membaca.
Selanjutnya 4. Tulis dan 5. Edit Semua perlu pembiasaan. Karena menulis itu ketrampilan. Jadi bisa dipelajari dan dibiasakan. Bukan sulapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar