Mengenal
Ragam Tulisan Non Fiksi
Instansi :
SMA NEGERI 1 MARON
Pertemuan :
ke-9
Waktu : Pukul 19.00 – 21.00 WIB
Pemateri : Siska Distiana
Tema : Mengenal ragam tulisan non fiksi
Malam
ini saya mengikuti kuliah online yang di mulai pukul 19.00 sampai dengan 21.00.
Seperti basa kuliah dipandu oleh ibu
Fatimah yang di awali dengan salam,kemudian pemaparan materi dan terakhir
adalah sesi tanya jawab.
Pemateri
kali ini adalah seorang ibu muda yang bernama Siska Distiana. Beliau di
lahirkan di Klaten pada tanggal 12 Desember 1985. Beliau memiliki 2 putri yang
cantik - cantik. Saat ini ,beliau beraktifitas di rumah sebagai Content Writer
dan Freelance Editor. Dengan no kontak 081329724184 dan email siskanulis@gmail.com @siskadistiana.
Dengan tema Mengenal Ragam Tulisan non Fiksi.
Ragam
non fiksi yang bisa di tulis dengan cepat dan mudah menurut beliau di
antaranya:
1.
Berita
Hard
News : Berita harus to the point, tidak bertele – tele. Lugas dan singkat
Feature : Artikel kreatif dan menghibur
2.
Essay
Yaitu karangan prosa yang membahas
masalah sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Sering juga di
sebut sebagai opini
3.Catatan
perjalanan
Tulisan tentang proses sebuah perjalanan
atau ulasan tentang apa yang di temui dalam perjalanan tersebut. Misal, ulasan
mengenai tempat yang di kunjungi, budaya daerah, makanan khas dan seterusnya.
4.
Artikel informatif
Tulisan yang berisi informasi tentang
suatu hal.Tujuannya adalah untuk menambah pengetahuan pembaca yang Isinya murni
informasi.Dalam bahasa populer sering pula disebut “artikle feature”
5.
Best Praktice
Tulisan tentang pengalaman terbaik dalam
menyelesaikan suatu permasalahan, biasanya dibuat oleh para pendidik atau
mereka yang terlibat dalam dunia pendidikan.Selain sebagai lesson study, produk
tulisan best practice juga bisa menjadi masukan bagi pemerintah untuk
memperbaiku kualitas pendidik.
Selain
memberi paparan, Ibu siska juga memberi tahu kepada kami para peserta kuliah
online bahwasannya saat ini beliau dan
rekan nya sedang mempersiapkan buku antologi tentang pendidikan di masa
pandemi. Rencana beliau akan mengundang
kolaborasi kepada para guru , orang tua dan beliau juga memberikan tantangan
kepada para bapak ibu guru yang
tergabung di kuliah online ini agar dapat memberi kontribusi terhadap buku
antaloginya. Para peserta yang diwakili oleh pemandu kuliah online ini pun
setuju dengan tantangan itu.
Walaupun
hanya seklumit materi yang di berikan oleh ibu Siska tetapi bobot dan
kualiatsnya sangat membuat para peserta kuliah online ini barantusias untuk
bertanya, salah satunya adalah pertanyaan dari ibu Nanik asal dari Mataram yang menanyakan tentang Apa langkah
langkah atau persiapan ibu Siska saat akan membuat sebuah tulisan. Dengan lugas
beliau menjawab :Yang paling pertama
beliau lakukan adalah mengeluarkan apa yang berseliweran di pikirannya .
Misalnya menulis tentang virus corona,
maka semua yang ada di pikirkan tentang corona saja yang perlu di tulis apa
yang terlintas saat itu di dalam pikirannya .Gunakan mind mapping sederhana
untuk mempermudah penulisan. Hal ini sangat perlu dilakukan agar ketika menulis tidak "tersesat" atau terpecah
kemana – mana. Pada dasarnya di sinilah seorang penulis sedang membuat kerangka tulisan, hanya dalam
bentuk sangat sederhana dan "kasaran".
Setelah semua isi pikiran di keluarkan, kemudian di susun, mana yang akan di letakkan di bagian pembuka, tengah, dan penutup tulisan. kemudian seorang penulis harus mengedepankan tulisannya terlebih dahulu . Minimal 15 menit saja. Guna mengistirahatkan otak sang penulis.
Selanjutnya
yang di lakukan penulis, membaca ulanga tulisannya . Biasanya setelah otak
lebih jernih, maka akan lebih teliti saat membaca ulang. Jika ada salah ketik,
atau letak yang tidak pas, bisa di perbaiki. Nah di sini lah sebenarnya penulis melakukan "self editing" atau
mengedit sendiri. Kesalahan-kesalahan dalam tulisan tadi bisa di revisi terlebih dahulu. Setelah semua
dirasa oke, barulah di setor tulisan tersebut ke editor (jika itu tulisan pesanan), atau di
posting jika tulisannya untuk kepentingan pribadi.
Kemudian
Pertanyaan dari bapak Mardiyanto dari
Kapuas, yang membuat saya ingin menyertakan kedalam resum saya yaitu Apakah tips atau kiat-kiat tentang menulis
fiksi?. Beliaupen menjawab dengan cepat yaitu pertama, perlu banyak membaca karya fiksi juga
untuk memicu otak sang penulis untuk berimajinasi dan membangun cerita yang
menarik. Terkadang saat hendak menulis fiksi seorang penulis ingin menyajikan konflik yang menarik agar pembaca
bisa menikmati karyanya.. Nah, saking ngêbêt-nya untuk itu, penulis suka
berpikir jauh dan mengawang-awang, akhirnya kadang tersesat. Maksudnya tersesat pada konflik yang tidak dipahami.
Untuk mempermudah tulisan sebaiknya ambil konflik dari keseharian kita dan hal-hal
yang dekat dengan kita. Misal, saya seorang ibu rumah tangga, maka jalan cerita
yang akan bangun, konfliknya, ya tidak jauh dari kehidupan berumah tangga.
Selanjutnya
Pertanyaan dari Pak Edi dari Aceh yaitu bagaimana menulis berita yang baik? Pertama yang
harus terpenuhi adalah semua unsur
beritanya, yaitu 5W+1H (Who, What, When,
Where, Why, dan How). Jadi sebuah berita harus bisa menceritakan siapa
melakukan apa, kapan dan di mana dilakukannya, mengapa melakukan itu, dan
bagaimana ia melakukannya.
Kedua,
ada nilai aktualitas dan faktualitas dalam berita. Aktualitas itu kecepatan
berita ditayangkan. Jadi makin cepat sebuah peristiwa diangkat menjadi berita
dan ditayangkan/dimuat, akan lebih diminati khalayak. Kemudian faktualitas, ini bicara tentang
kebenaran. Jadi sebuah berita harus benar-benar berdasarkan peristiwa nyata.
Makin dekat sebuah berita dengan keseharian khalayak, biasanya akan makin
diminati. Misal, Pak Edi menuliskan berita tentang seorang guru biologi di Aceh
yang berhasil menemukan formulasi vaksin corona. Nah, Rekan-rekan guru lain
pastilah akan tertarik untuk membaca itu daripada membaca tentang fashion show
yang digelar di New York.
Terakhir,
kemampuan menulis berbanding lurus
dengan kemampuan membaca, seorang penulis harus percaya diri terhadap tulisannya
. Jadi, makin banyak seorang penulis
membaca berita, maka dia akan
lebih mudah memproduksi diksi kata yang menarik pada naskah berita .
Demikian
paparan dari Ibu Siska Distiana semoga ilmunya bermanfaat bagi kita semua.
keren ibu, lanjutkan
BalasHapus