Halaman

Senin, 22 Juni 2020

Resume kuliah online pertemuan ke 9, jumat 19 Juni 2020

Mengenal Ragam Tulisan Non Fiksi


Nama Lengkap            : Cicis Wediastriana,S.Pd

Instansi                        : SMA NEGERI 1 MARON

 Pertemuan                  : ke-9

Waktu                          : Pukul 19.00 – 21.00 WIB

Pemateri                      : Siska Distiana

Tema                           : Mengenal ragam tulisan non fiksi

Malam ini saya mengikuti kuliah online yang di mulai pukul 19.00 sampai dengan 21.00. Seperti basa kuliah dipandu  oleh ibu Fatimah yang di awali dengan salam,kemudian pemaparan materi dan terakhir adalah sesi tanya jawab.

Pemateri kali ini adalah seorang ibu muda yang bernama Siska Distiana. Beliau di lahirkan di Klaten pada tanggal 12 Desember 1985. Beliau memiliki 2 putri yang cantik - cantik. Saat ini ,beliau beraktifitas di rumah sebagai Content Writer dan Freelance Editor. Dengan no kontak 081329724184 dan email siskanulis@gmail.com @siskadistiana. Dengan tema Mengenal Ragam Tulisan non Fiksi.

Ragam non fiksi yang bisa di tulis dengan cepat dan mudah menurut beliau di antaranya:

1. Berita

        Yaitu Cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa hangat dengan 2  tehnik penulisan berita diantaranya :

Hard News : Berita harus to the point, tidak bertele – tele. Lugas dan singkat

Feature       : Artikel kreatif dan menghibur

2. Essay

Yaitu karangan prosa yang membahas masalah sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Sering juga di sebut sebagai opini

3.Catatan perjalanan

Tulisan tentang proses sebuah perjalanan atau ulasan tentang apa yang di temui dalam perjalanan tersebut. Misal, ulasan mengenai tempat yang di kunjungi, budaya daerah, makanan khas dan seterusnya.

4. Artikel informatif

Tulisan yang berisi informasi tentang suatu hal.Tujuannya adalah untuk menambah pengetahuan pembaca yang Isinya murni informasi.Dalam bahasa populer sering pula disebut “artikle feature”

5. Best Praktice

Tulisan tentang pengalaman terbaik dalam menyelesaikan suatu permasalahan, biasanya dibuat oleh para pendidik atau mereka yang terlibat dalam dunia pendidikan.Selain sebagai lesson study, produk tulisan best practice juga bisa menjadi masukan bagi pemerintah untuk memperbaiku kualitas pendidik.

Selain memberi paparan, Ibu siska juga memberi tahu kepada kami para peserta kuliah online bahwasannya  saat ini beliau dan rekan nya sedang mempersiapkan buku antologi tentang pendidikan di masa pandemi. Rencana beliau  akan mengundang kolaborasi kepada para guru , orang tua dan beliau juga memberikan tantangan kepada  para bapak ibu guru yang tergabung di kuliah online ini agar dapat memberi kontribusi terhadap buku antaloginya. Para peserta yang diwakili oleh pemandu kuliah online ini pun setuju dengan tantangan itu.

Walaupun hanya seklumit materi yang di berikan oleh ibu Siska tetapi bobot dan kualiatsnya sangat membuat para peserta kuliah online ini barantusias untuk bertanya, salah satunya adalah pertanyaan dari ibu Nanik asal dari  Mataram yang menanyakan tentang Apa langkah langkah atau persiapan ibu Siska saat akan membuat sebuah tulisan. Dengan lugas beliau  menjawab :Yang paling pertama beliau lakukan adalah mengeluarkan apa yang berseliweran di pikirannya . Misalnya  menulis tentang virus corona, maka semua yang ada di pikirkan tentang corona saja yang perlu di tulis apa yang terlintas saat itu di dalam pikirannya .Gunakan mind mapping sederhana untuk mempermudah penulisan. Hal ini sangat perlu  dilakukan agar ketika  menulis  tidak "tersesat" atau terpecah kemana – mana. Pada dasarnya di sinilah seorang penulis  sedang membuat kerangka tulisan, hanya dalam bentuk sangat sederhana dan "kasaran".

Setelah semua isi pikiran di keluarkan, kemudian di susun, mana yang akan di letakkan di bagian pembuka, tengah, dan penutup tulisan.  kemudian seorang penulis harus  mengedepankan  tulisannya terlebih dahulu . Minimal 15 menit saja. Guna mengistirahatkan otak sang penulis.

Selanjutnya yang di lakukan penulis, membaca ulanga tulisannya . Biasanya setelah otak lebih jernih, maka akan lebih teliti saat membaca ulang. Jika ada salah ketik, atau letak yang tidak pas, bisa di perbaiki. Nah di sini lah  sebenarnya penulis  melakukan "self editing" atau mengedit sendiri. Kesalahan-kesalahan dalam tulisan tadi bisa  di revisi terlebih dahulu. Setelah semua dirasa oke, barulah di setor tulisan tersebut  ke editor (jika itu tulisan pesanan), atau di posting jika tulisannya untuk kepentingan pribadi.

Kemudian Pertanyaan  dari bapak Mardiyanto dari Kapuas, yang membuat saya ingin menyertakan kedalam resum saya yaitu  Apakah tips atau kiat-kiat tentang menulis fiksi?. Beliaupen menjawab dengan cepat yaitu  pertama, perlu banyak membaca karya fiksi juga untuk memicu otak sang penulis untuk berimajinasi dan membangun cerita yang menarik. Terkadang saat hendak menulis fiksi seorang penulis  ingin menyajikan konflik yang menarik agar pembaca bisa menikmati karyanya.. Nah, saking ngêbêt-nya untuk itu, penulis suka berpikir jauh dan mengawang-awang, akhirnya kadang tersesat.  Maksudnya tersesat pada konflik yang  tidak dipahami.

 Untuk mempermudah tulisan sebaiknya  ambil konflik dari keseharian kita dan hal-hal yang dekat dengan kita. Misal, saya seorang ibu rumah tangga, maka jalan cerita yang akan bangun, konfliknya, ya tidak jauh dari kehidupan berumah tangga.

Selanjutnya Pertanyaan dari Pak Edi dari Aceh yaitu  bagaimana menulis berita yang baik? Pertama yang harus terpenuhi adalah  semua unsur beritanya, yaitu  5W+1H (Who, What, When, Where, Why, dan How). Jadi sebuah berita harus bisa menceritakan siapa melakukan apa, kapan dan di mana dilakukannya, mengapa melakukan itu, dan bagaimana ia melakukannya.

Kedua, ada nilai aktualitas dan faktualitas dalam berita. Aktualitas itu kecepatan berita ditayangkan. Jadi makin cepat sebuah peristiwa diangkat menjadi berita dan ditayangkan/dimuat, akan lebih diminati khalayak.  Kemudian faktualitas, ini bicara tentang kebenaran. Jadi sebuah berita harus benar-benar berdasarkan peristiwa nyata. Makin dekat sebuah berita dengan keseharian khalayak, biasanya akan makin diminati. Misal, Pak Edi menuliskan berita tentang seorang guru biologi di Aceh yang berhasil menemukan formulasi vaksin corona. Nah, Rekan-rekan guru lain pastilah akan tertarik untuk membaca itu daripada membaca tentang fashion show yang digelar di New York.

Terakhir, kemampuan menulis  berbanding lurus dengan kemampuan membaca, seorang penulis harus percaya diri terhadap tulisannya . Jadi, makin banyak seorang penulis  membaca berita, maka dia  akan lebih mudah memproduksi diksi kata yang menarik pada naskah berita .

Demikian paparan dari Ibu Siska Distiana semoga ilmunya bermanfaat bagi kita semua.


1 komentar:

  KECERDASAN IBU MENDIDIK KELUARGA MAMPU MENINGKATKAN KETAHANAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVID -19 Oleh: Cicis Wediastriana Sem...